Shoki

Kebebasan berpendapat di Indonesia

Akhir akhir ini koq makin banyak masalah2 berdatangan ke dunia internet, mulai dari UU-ITE yang katanya menghambat kebebasan berpendapat, dan masalah ini pun semakin runyam dari hari ke hari, sampai ada seorang kepala sekolah TK di Pontianak yang ditangkap hanya karena kesal segala keluh kesahnya tidak didengarkan oleh bapak presiden, sampai terlontarlah kata kata kalau si bapak presiden punya mental tempe. UUD 1945 sudah menjelaskan tentang kebebasan rakyat Indonesia untuk berpendapat, tapi Bapak Presiden kita sendiri tidak mampu menerima omongan seperti itu. Hal ini menambah segala keluh kesah gue sebagai seorang warga Indonesia, bahwa para pejabat yang duduk di pemerintahan tidak mampu menjadi seorang figur dewasa agar bisa menjadi panutan para anak-anaknya (baca: rakyat). Dan dengan segala keputusan tolol para orang yang disebut wakil rakyat inilah mereka berusaha menyelesaikan segala masalah yang muncul.

Pendapat gue tentang para wakil rakyat ini semakin hari semakin memburuk aja, dari sekian banyak masalah-masalah yang muncul di Indonesia, pemerintah masih terkesan memilih-milih dalam menyelesaikannya. Mulai dari lumpur lapindo, jalanan di ibukota jakarta yang kondisinya menggenaskan, kurangnya pasokan minyak tanah (akhirnya dilakukan program penggunaan kompor gas - yang toh juga masih kesulitan dalam hal supply), anak-anak kurang gizi, korupsi yang semakin ganas, dan berbagai masalah lainnya yang kalau gue tulis, akan menghabiskan halaman blog ini. Dengan segala macam kondisi Indonesia yang seperti itu, mari kita lihat apa yang dilakukan oleh Bapak presiden dan para wakil rakyat kita ini:

1. Si Bapak malah bikin lagu dan albumnya.
2. Nonton ayat-ayat cinta dan terus netesin air mata (dimata air mata si Bapak ketika musibah datang?)
3. Menkominfo memblok beberapa situs internet yang pada akhirnya mengundang protes para pengguna internet.
4. Salah satu anggota DPR ketangkap di Polisi terkait kasus suap dan ditemanin 2 perempuan.

Blum lagi beritanya DPR tersinggung dengan grup musik slank yang menyanyikan lagu tentang Mafia senayan yang sudah jelas lah mengarah kepada siapa, dan berjuta juta masalah lain yang masih ada di negara ini.

Sekarang, gue akan memberikan pendapat gue tentang beberapa masalah yang muncul belakangan ini:

1. Terkait tentang kasus pemblokiran situs di internet yang berawal dari masuknya film kontroversial fitna, yang menurut pendapat gue, terlalu dibesar besarkan, baik oleh para umat muslim secara umum dan para pejabat pemerintah pada khususnya. Kenapa? hanya karena 1 film ini, semuanya kayak kebakaran jenggot, dan dikatakan menghina, gue pribadi berpendapat kalau memang UUD1945 masih ada di Indonesia, yah film ini sah-sah aja. Prinsipnya "kalau suka yah nonton, kalau nggak suka yah gak usah nonton". Toh sejak dulu film film yang memojokkan agama-agama tertentu memang sudah ada (mari lihat kembali film Davinci code yang banyak diprotes oleh umat kristiani, tapi apa langkah pemerintah? TIDAK ADA !!!). Hanya karena mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam, maka pemerintah sibuk ngurusin hal ginian. Bisa aja ntar pemerintah Cina menuntut para pembuat film "three kingdoms: resurrection of the dragon" karena  telah membuat film yang melenceng dari sejarah, dengan sebuah alasan "pembodohan masyarakat". Kalau semua mau ditanggapi dengan serius, selalu ada hal yang bisa diributkan.

2. Para pejabat, dan wakil rakyat juga pemimpin bangsa ini, baiknya lah agar lebih mampu mendengarkan kritik yang kadang memang pedas. Lihat lagi ke USA, dimana seorang George Bush dimaki maki di internet, dibuat game flash dengan tampang Bush, Demo demo anti-bush dll dll dll, hanya karena sebuah kebijakan si presiden untuk menyerang Irak. Para pejabat dan wakil rakyat juga baiknya lebih mendengarkan komentar rakyat yang pedas. jangan gampang tersinggung, karena kalau sudah tersinggung, ntar akhirnya main ancam, bikin peraturan seenak jidat dll dll. Kalau mayoritas masyarakat masih banyak yang mengkritik, yah para wakil rakyat gak sepatutnya marah, justru harusnya merasa malu karena ternyata blom mampu mewakilkan para rakyat seperti kami kami ini. Ini malah bisanya marah dan menyerang balik, sedangkan sama Lapindo aja, masalah gak kelar kelar, para wakil kita ini seperti takut dalam menghadapi lapindo. Hahahahahaha....

Reformasi? apanya yang reformasi, malahan negara ini makin kembali lagi ke jaman orde baru, malah lebih buruk, dulu ORBA biar gak bebas bicara dan gak bebas mendapatkan informasi, tapi makan masih kenyang, semua serba murah, lah sekarang sekarang ini sudah dikekang informasi dan kebebasan berpendapat, makan pun masih banyak yang susah... Gimana nih para bapak ibu wakil kami di atas sana? Apakah bapak sudah lupa sama janji janji bapak?

Semua ini cuman pendapat singkat dari gue, moga moga gak memicu pro dan kontra, toh kan gue bebas berpendapat :p

Jangan lupa tinggalkan komentar yah...

Blogged with the Flock Browser

0 komentar: